STEREO C.M.

TATA RUANG : TEORI, INFORMASI, DAN OPINI

Friday, September 23, 2016

TUTORIAL SIG : SCORING

Scoring dilakukan sebelum kita melakukan overlay peta. Pemberian nilai pada peta dilakukan dengan cara terlebih dahulu memberikan bobot dan skor pada variable dari tiap-tiap peta bedasrkan tingkat kepentingan dalam teori yang telah dipaparkan. Hasil pemberian nilai berdasrkan metodenya dapat dilihat pada dua table beikut:

Tabel
Pemberian Bobot, Skor, dan Nilai
Pada metode SK Mentan
METODE
pembobotan data existing
No.
Variabel
B
S
N
No.
Variabel
S
1
Kemiringan Lereng
1
Kemiringan Lereng

0 -8 %
20
1
20
0 -8 %
20
 8 - 15 %
20
2
40
 8 - 15 %
40
15 - 25 %
20
3
60
15 - 25 %
60
25- 45 %
20
4
80
25- 45 %
80
> 45 %
20
5
100
> 45 %
100
Jumlah



2
Jenis Tanah
2
Jenis Tanah

Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf Kelabu, Laterik Air Tanah(Tidak Peka)
15
1
15
Aluvial, Hidromorf kelabu,
15
Latosol(Agak Peka)
15
2
30


Brown forest Soil, non Caleic Brown, Mediteran(Agak Peka)
15
3
45


Andosol Laterek, Grumosol, Podsoil, Podzolic(Peka)
15
4
60
Podsoil, Podzolic
60
Regosol, Litosol, Atnogosol, Renzine(Sangat Peka)
15
5
75


Jumlah
225


3
Curah Hujan
3
Curah Hujan

0 - 13, 6 % mm/hari (sangat Rendah)
10
1
10
5,4-6,8mm/hari
10
13,6 - 20,7 mm/hari (rendah)
10
2
20


20.7 - 27,7 mm/hari (sedang)
10
3
30


27,7 - 34,8 mm/hari (tinggi)
10
4
40


> 34.8 mm/ hari (sangat Tinggi)
10
5
50


Jumlah





 Berikut adalah contoh sistem scoring menggunakan metode USDA
Tabel
Pemberian Bobot, Skor, dan Nilai
Pada metode USDA
Pembobotan dari pedoman
Pembobotan data existing
No
Variabel
B
S
N
Variabel
B
S
N
1
Kemiringan Lereng
Kemiringan Lereng
0 -8 %
9
1
9
0 -3 %
9
1
9
8-15 %
9
2
18
3 - 8 %
9
2
18
16 - 25 %
9
3
27
8 - 25 %
9
3
27
26 -40 %
9
4
36
25 -40 %
9
4
36
>40 %
9
5
45
>40 %
9
5
45




2
Erosi
Erosi
Tidak ada Erosi
9
1
9
tidak peka erosi
9
1
9
ringan
9
2
18




Sedang
9
3
27




Berat
9
4
36
peka erosi
9
4
36
Sangat Berat
9
5
45




Jumlah
135
Jumlah
45
3
Kedalaman efektif Tanah
Kedalaman efektif Tanah
dalam
9
1
9
kedalaman >90 cm
9
1
9
Sedang
9
2
18
kedalaman 60-90 cm
9
2
18
Dangkal
9
3
27
kedalaman 30-60 cm
9
3
27
Sangat Dangkan
9
4
36
kedalaman 0-30 cm
9
4
36
Jumlah
90
Jumlah
90
4
Permeiabilitas



Permeiabilitas



Lambat
9
1
9




Agak Lambat
9
2
18
agak lambat
9
2
18
Sedang
9
3
27




Agak Cepat
9
4
36




Cepat
9
5
45
cepat
9
5
45
Jumlah
75



63
5
Tekstur Tanah
Tekstur Tanah
Halus
7
1
7
Halus
7
1
7
Sedang
7
2
14
Sedang
7
2
14
Kasar
7
3
21
Kasar
7
3
21
Jumlah
42



42
6
Drainase Tanah
Drainase Tanah
Baik
7
1
7
Baik
7
1
7
Agak Baik
7
2
14
Agak Baik
7
2
14
Agak Buruk
7
3
21




Buruk
7
4
28




 Sangat Buruk
7
5
35




Jumlah
105




7
Jenis Batuan
Jenis Batuan
Tidak ada
7
1
7




Sedikit
7
2
14
peutu,julu raeyu,batu gamping tampur,batu gamping kaloi
7
2
14
Sedang
7
3
21
bampo,idi,keutapang,baong, seureula,bruksah,bohorok
7
3
21
Sangat Banyak
7
4
28
endapan permukaan pantai dan sungai
7
4
28
Jumlah
70
Jumlah


63


Penentuan interval menurut USDA


Interval           : Skor Tertinggi – Skor Terendah
                                          Jumlah Kelas

Interval           : 200 – 98
                                 8

Interval           : 12,75

Sehingga dari hasil penentuan interval tersebut, maka dapat ditentukan fungsi kawasan seperti tabel berikut.
Tabel
Pembagian Kelas Lahan dan Fungsi Kawasan hasil pembobotan berdasarkan metode USDA
No
Nilai
Kelas
Fungsi Kawasan
1
110.75
Kelas 1
Kawasan Budidaya
2
123.5
Kelas 2
Kawasan Budidaya
3
136.25
Kelas 3
Kawsan Penyangga
4
149
Kelas 4
Kawsan Penyangga
5
161.75
Kelas 5
Kawsan Penyangga
6
174.5
Kelas 6
Kawsan Penyangga
7
187.25
Kelas 7
Kawsan Lindung
8
200
Kelas 8
Kawsan Lindung


No comments:

Post a Comment